MetroNusantaraNews.co | Komite Nobel, Karolinska Institut menyebutkan, Svante Pääbo berhasil mencapai "sesuatu yang mustahil," yakni mengurut genom Neandertal, yang kemudian membidani kelahiran bidang studi baru, Paleogenomika.
"Dengan mengungkap perbedaan genetis yang memisahkan manusia modern dengan manusia purba, penemuannya mendasari penelitian untuk menjawab apa yang membuat kita menjadi manusia."
Baca Juga:
Ilmuwan: Februari 2024 Tercatat Sebagai Bulan Terpanas
Pääbo yang putra peraih Nobel Kimia, Sune Bergström, turut mendapat pengakuan atas keberhasilannya menemukan spesies manusia purba, Denisova, melalui pengurutan DNA.
DNA makhluk hidup bisa ditemukan di dua kompartemen. DNA Nukleat menyimpan sebagian besar informasi genetis. Adapun sebagian kecil terangkai di dalam Mitokondria.
DNA manusia purba pada hakikatnya luruh seiring dengan waktu. Setelah ribuan tahun, biasanya hanya sebaris kecil DNA yang masih utuh. Sementara sisanya terkontaminasi DNA bakteri atau manusia modern.
Baca Juga:
Berpotensi Hemat Biaya, Peneliti UGM Sulap Air Limbah untuk Alat Deteksi Covid-19
Kelahiran Paleogenomika
Pada 1990an, Pääbo mencetuskan ide untuk tidak mengurut DNA Nukleat, melainkan DNA Mitokondria, yang meski kecil namun punya ribuan salinan.
Metode yang dia kembangkan akhirnya berhasil mengurut DNA Mitokondria dari sebuah tulang berusia 40.000 tahun asal Siberia. Pengurutan itu pula yang mendasari penemuan spesies purba baru yang diberi nama Denisova.